Sunday, March 29, 2009

Sajak Rajawali

by: WS Rendra


Sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri

Rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti

Langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara

Rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya

Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana

Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka



W.S Rendra,
Kumpulan Puisi ” Perjalanan Bu Aminah “,
Yayasan Obor Indonesia - 1997


PS:
Sungguh ini bukan Kampanye dari sebuah Parpol berlambang Rajawali yang sedang mengikuti Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, yang masih berlangsung saat posting ini ditayangkan. Tapi karena pada baris-baris pertama sajak Rendra yang satu ini menurut saya mengandung energi yang sungguh luar biasa.

Sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri

Cerminan pribadi yang tangguh, keteguhan hati, kekuatan, dan semangat perlawanan yang pantang menyerah terhadap kezaliman. He3x.. ini cuma pendapat pribadi saya lhoo. Semoga selalu ada 'rajawali' dalam diri rakyat Indonesia.

Wednesday, March 25, 2009

YOUR LAUGHTER

Take bread away from me,
if you wish,

take air away, but
do not take from me your laughter.

Do not take away the rose,
the lance flower that you pluck,
the water that suddenly
bursts forth in joy,
the sudden wave
of silver born in you.

My struggle is harsh and I come back
with eyes tired
at times from having seen
the unchanging earth,
but when your laughter enters
it rises to the sky seeking me
and it opens for me all
the doors of life.

My love, in the darkest
hour your laughter
opens, and if suddenly
you see my blood staining
the stones of the street,
laugh, because your laughter
will be for my hands
like a fresh sword.

Next to the sea in the autumn,
your laughter must raise
its foamy cascade,
and in the spring, love,
I want your laughter like
the flower I was waiting for,
the blue flower, the rose
of my echoing country.

Laugh at the night,
at the day, at the moon,
laugh at the twisted
streets of the island,
laugh at this clumsy
boy who loves you,
but when I open
my eyes and close them,
when my steps go,
when my steps return,
deny me bread, air,
light, spring,
but never your laughter
for I would die.

Pablo Neruda


PS:
I would need your laughter , your smile, your voice to keep me sane.
*in the middle of Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009*

Tuesday, March 24, 2009

KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU

KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU
Oleh: Taufiq Ismail

kepada Kang Ilen

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,

Kembalikan
Indonesia
padaku

Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,

Kembalikan
Indonesia
padaku

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Kembalikan
Indonesia
padaku

(Paris, 1971)





Renungan dimasa Kampanye Damai Pemilu 2009:
Indonesia mana yang ingin kita miliki kembali?
Indonesia yang konon pernah "jaya" dimasa lalu?
Indonesia yang konon "kaya" namun ditimbuni hutang?
Indonesia yang konon demokratis namun wajahnya dilumpuri anarkisme?
Indonesia yang gemah ripah loh jinawi?
Indonesia yang kini sibuk ber-Kampanye Damai menyongsong Pemilu 2009 tanggal 9 April nanti, dipenuhi berjuta do'a dan harapan dari rakyatnya.

Sunday, March 8, 2009

LOVE - a poem by Pablo Neruda

L O V E

What's wrong with you, with us,
what's happening to us?
Ah our love is a harsh cord
that binds us wounding us
and if we want
to leave our wound,
to separate,
it makes a new knot for us and condemns us
to drain our blood and burn together.

What's wrong with you? I look at you
and I find nothing in you but two eyes
like all eyes, a mouth
lost among a thousand mouths that I have kissed, more beautiful,
a body just like those that have slipped
beneath my body without leaving any memory.

And how empty you went through the world
like a wheat-colored jar
without air, without sound, without substance!
I vainly sought in you
depth for my arms
that dig, without cease, beneath the earth:
beneath your skin, beneath your eyes,
nothing,
beneath your double breast scarcely
raised
a current of crystalline order
that does not know why it flows singing.
Why, why, why,
my love, why?


Pablo Neruda